Senin, 25 Juli 2016

Puisi Seoarang Santri


. Sayang, saat pertama kali berjumpa denganmu,
Aku bagaikan berjumpa dengan Saktah
Hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar.
. Aku di matamu
Mungkin bagaikan Nun Mati di antara idgham Billaghunnah,
Terlihat, tapi dianggap tak ada...
. Aku ungkapkan
Maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar,
jelas dan terang....
. Jika Mim Mati bertemu Ba disebut ikhfa Syafawi,
Maka jika aku bertemu dirimu,
Itu cinta namanya ....
. Sejenak pandangan kita bertemu,
Lalu tiba-tiba semua itu
Seperti Idgham Mutamaatsilain melebur jadi satu.
. Cintaku padamu seperti Mad Lazim ...
Paling panjang di antara yang lainnya...
Setelah kau terima cintaku,
. Hatiku rasanya seperti Qalqalah Kubro..
terpantul-pantul dengan keras...
Dan akhirnya setelah lama kita bersama,
. Cinta kita seperti Iqlab,
ditandai dengan dua hati yang menyatu...
. Sayangku padamu seperti Mad Thobi'I dalam quran.
Buanyaaakkk beneerrrrr....
. Semoga dalam hubungan, kita ini kayak idgham Bilaghunnah ya,..
cuma berdua, Lam dan Ro' .
. Layaknya Waqaf Mu'annaqah,
Engkau hanya boleh berhenti di salah
satunya, dia atau aku ?
. Meski perhatianku ga terlihat kaya Alif Lam Syamsiah,
Cintaku padamu seperti Alif Lam Qomariah,
... terbaca jelas !! ...
. Yang, kau dan aku seperti Idghom Mutajanisain...
Perjumpaan 2 huruf yang makhrajnya sama tapi berlainan sifat
. Aku harap cinta kita seperti Waqaf Lazim,
Terhenti sempurna di akhir hayat.
. Sama halnya dgn Mad 'Aridh
Dimana tiap mad bertemu Lin Sukun Aridh akan berhenti,
Seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.
. Layaknya huruf Tafkhim,
Namamu pun bercetak tebal di fikiranku
Seperti Hukum Imalah yg dikhususkan untuk Ro' saja,
Begitu juga aku yang hanya untukmu
.
. Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti Mad Aridlisukun.
Salam , masya alloh.....!!!


EmoticonEmoticon